Pada Sebuah Perjalanan

Yup, saat itu saya stress. Agak hebat. Kecewa berat dengan hal-hal yang terlanjur kejadian dan tidak bisa diperbaiki. Rentetan kepedihan datang beruntun. Terasa berkepanjangan, tapi tidak tahu bagaimana cara mengakhirinya.

Kok berlebihan, ya? Ga segitunya sih. Intinya ya hati ini berantakan gitu lah.

Lalu saya memilih bepergian untuk mewaraskan diri. Mengunjungi yang belum pernah saya singgahi. Sambil pelan-pelan melepaskan apa yang tidak layak untuk digenggam lagi.

Saya persilakan diri ini menangis lagi dalam satu dua hari pertama. Merengek, mengandai-andai jika saja jalan takdir bukan begini. Pun menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi.

Hingga kemudian perjalanan ini perlahan akhirnya bisa menyembuhkan. Kepingan-kepingan yang berantakan dapat disusun kembali. Saya membaik. Jauh. Sangat baik.

Sekarang hanya ada syukur atas segala kebaikan-Mu ini, Gusti.


Kuala Lumpur, menjelang pagi.

Opo Jaremu?